Langsung ke konten utama

Ketika Sepak Bola Menjadi Pemersatu Bangsa

Indonesia vs Vietnam

Baru upload hari ini,udah gitu numpang koneksi kantor pula..ha..ha..
Singkat cerita demi Cinta dan Nasionalisme dengan Timnas,dibela-belain deh beli tiket dari calo dengan harga Rp.75.000, dari harga 50.000. Berdua dengan my best friend Andi Agung nton berdua, aqua dirazia diganti dengan aqua dibungkus plastik deh. Tapi ini Indonesia bung,diluar boleh razia didalam eh ada jualan minum juga.
This is Indonesia my lovely country...

Ini dia photo-photonya.....

Suasana Diluar Senayan Sebelum Pertandingan






Tidak peduli Bendera Suporter semuanya bersatu dibawah bendera MERAH PUTIH






Dan Kemenangan Untuk Indonesia pun diperoleh,Indonesia unggul atas Vietnam, 2 : 0
Lewat goal Patrick Wanggai dari Tendangan bebas, dan Goal kedua oleh Titus Bonay.

Sambut Malaysia di Final.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

HOOTERS

Hooters, restoran yang satu ini terbilang sangat berani mendarat di Indonesia. Berangkat dari Negara asalnya USA Florida Hooters hadir di Asia tenggara, Hooters Thailand dan Hooters Singapura dan sekarang Hooters Jakarta. Berada di kawasan Kemang yang terkenal dengan kawasan gaul Jakarta bagi kalangan anak muda dengan market menengah keatas pada umumnya membuat keberadaan hooters tidak sekontroversi ketika playboy mendarat di Indonesia. Well hooters bukanlah playboy yang menampilkan photo2 seksi dan nude. Hooters adalah restoran dengan pelayan2 yang cantik dan seksi dengan celana pendek dan tanktop. Saya1 juga masih cukup jarang lihat meme2 yang membaas hooters, kenapa meme yang saya bahas, karena Indonesia ini sangat kreatif urusan yang satu ini.ha..ha..ha.. Satu lagi, biasanya kalau ada yang seperti ini, ada beberapa oraganisasi kemasyarakatan yang sangat anti dengan hal ini, tapi itupun saya kurang mendengarnya, I don’t know why? Okay, have you been there? Yes

Maher

Maher…! Siapa anak Erlangga yang tidak mengenal dia? Dengan tampang mirip Afgan dengan kacamata barunya membuat dia semakin terkenal di kalangan anak Erlangga. Pastinya semua pura-pura gak kenal, meskipun mereka sangat mengenal dengan baik sosok seorang Maher. Maher mengambil jurusan hukum dengan kosentrasi Hukum Internasional (sebenarnya kalau saya ditanya si kurang cocok, bagusnya dia belajar hukum Rimba) Maher dimasa kuliahnya adalah seorang aktivis dan sangat idealis, tak heran dia bergabung dengan oraganisasi FMN . Disamping seorang aktivis Maher juga aktif menulis, tak jarang pula karya tulisnya terbit di harian Koran setempat di Lampung. Hobinya menulis membuat insting ekonominya bergerak, menulis bukan lagi hobi melainkan to find some money . Maher mulai menjual setiap makalahnya sebagai tugas kuliah bagi teman-temannya, mengambil keuntungan dari orang-orang kaya yang hobi menghambur-hamburkan uang , sebuah simbiosis mutualisme. Maher hidup nomaden (pindah kost-kostan lebih d

MUDIK

Tradisi mudik sepertinya sudah menjadi budaya negaraku Indonesia, aku tidak tau apakah ada negara lain yang menjalankan budaya ini juga. Indonesia bukan satu-satunya negara yang menjalankan Idul Fitri, namun sepertinya hanya Indonesia yang punya ritual budaya ini, hal ini kusimpulkan karena semua media baik cetak maupun televisi tidak ada yang pernah membandingkan budaya ini dengan negara lain dalam rangka merayakan Idul Fitri. Berkumpul bersama keluarga dan saling memaafkan dikampung halaman memang sebuah kebahagian tersendiri, meskipun saya tidak menjalankannya. Aku tau nikmatnya karena aku melakukan hal yang sama di waktu yang berbeda, yaitu semasa Natal tiba. Bercanda bersama keluarga yang selama satu tahun penuh terpisah memang sangat mengharukan, bertukar cerita dan saling berbagi itu sangat indah rasanya. Ritual mudik kerap kali tidak seindah hasilnya, proses menuju kampung halaman adalah sebuah perjuangan, jalanan yang tak kunjung mulus, dari tahun ke tahun selalu dikebut perb