Langsung ke konten utama

MUDIK

Tradisi mudik sepertinya sudah menjadi budaya negaraku Indonesia, aku tidak tau apakah ada negara lain yang menjalankan budaya ini juga. Indonesia bukan satu-satunya negara yang menjalankan Idul Fitri, namun sepertinya hanya Indonesia yang punya ritual budaya ini, hal ini kusimpulkan karena semua media baik cetak maupun televisi tidak ada yang pernah membandingkan budaya ini dengan negara lain dalam rangka merayakan Idul Fitri. Berkumpul bersama keluarga dan saling memaafkan dikampung halaman memang sebuah kebahagian tersendiri, meskipun saya tidak menjalankannya. Aku tau nikmatnya karena aku melakukan hal yang sama di waktu yang berbeda, yaitu semasa Natal tiba. Bercanda bersama keluarga yang selama satu tahun penuh terpisah memang sangat mengharukan, bertukar cerita dan saling berbagi itu sangat indah rasanya.
Ritual mudik kerap kali tidak seindah hasilnya, proses menuju kampung halaman adalah sebuah perjuangan, jalanan yang tak kunjung mulus, dari tahun ke tahun selalu dikebut perbaikannya menjelang lebaran. Terkadang aku berpikir "Apakah Negeraku baru pertama kali melaksanakan mudik?", kemacetan parah masih menjadi bayang- bayang pemudik. Entah mengapa rasanya perbaikan itu hanya dikebut menjelang lebaran saja. Harapan saya perbaikan dilakukan sepanjang tahun agar jika tiba saatnya nanti hanya diperlukan maintenance sederhana yang tidak perlu mengganggu lalu lintas pemudik lagi.

Teman- teman tidak semua orang dapat mudik karena tuntuntan profesi, rasanya ini beberapa profesi yang jarang mudik karena harus bekerja maksimal pada saat ritual Mudik :

1. Polisi

Polisi turut bertanggung jawab atas keamanan dan kelancaran pemudik, mungkin ada sistem rotasi untuk jatah mudik.(mungkin karena saya tidak tau bagaimana aturannya). Terima kasih Pak Polisi

2. Reporter TV

Memburu berita mudik adalah pekerjaan yang ekstra, meliput dipinggir jalanan menjadi kegiatan sehari-hari, debu jalanan menjadi makanan sehari-hari demi berita dan menyampaikan informasi kepada pemirsa mengenai kepadatan lalu lintas dan beberapa jalur alternatif. Hal inilah yang kerap kali menjadi penghalang bagi para reporter ini untuk mudik.

3. Penyiar televisi

Sepertinya profesi ini juga sulit mendapatkan kesempatan mudik, mungkin untuk berkumpul dengan keluarga mereka mensiasati dengan memboyong keluarga di kampung halaman ke jakarta.(tentu rasanya tetap berbeda). Terkadang saya bertanya, honornya berapa yah untuk siaran selama jelang lebaran..ha..ha..ha..

4. Driver bus, Masinis, Nahkoda dan Pilot

Jika daerah tujuan merupakan kampung halaman mungkin bisa sambil menyelam minum air, sambil mengantar pemudik sambil singgah sebentar ke-kampung halaman.Tapi apakah sempat? Ini adalah masa dimana mereka sangat sibuk, masa dimana mereka mendapatkan rejeki yang lebih. Terima kasih juga untuk yang berprofesi seperti mereka, tampa mereka pemudik tidak bisa sampai dikampung halaman. (SAFETY RIDING FIRST)

5. Dinas perhubungan

Selain polisi saya rasa dinas perhubungan salah satu departmen yang sangat disoroti terkait kelancaran mudik. Pengaturan moda transportasi dan ketersedian moda tentunya menjadi perhatian khusus oleh dinas perhubungan, pekerjaan ini mungkin terpaksa membuat mereka tidak dapat menjalankan ritual budaya mudik.



Saya rasa ada banyak profesi lain diluar sana yang tidak dapat menjalakan mudik karena tuntutan pekerjaan mereka. Semoga mereka tetap dapat merayakan Idul Fitri dengan hikmat meskipun jauh dari orang-orang Tercinta.

Kepada lima profesi diatas, saya sangat ber-terima kasih dan angkat topi bagi kalian, meskipun saya tidak mudik tapi rasanya kalian layak mendapatkan ucapan Terima Kasih dari para pemudik.

Semoga kiranya ditahun-tahun berikut kita bisa lebih baik dalam persiapan menyambut mudik agar semakin banyak rakyat Indonesia yang rindu akan kampung halaman dapat Mudik dan merayakan Idul Fitri dikampung halamannya.


Sebagai penutup saya ucapakan
SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI
MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN
AMIN....

Komentar

Posting Komentar

Leave comment please

Postingan populer dari blog ini

Maher

Maher…! Siapa anak Erlangga yang tidak mengenal dia? Dengan tampang mirip Afgan dengan kacamata barunya membuat dia semakin terkenal di kalangan anak Erlangga. Pastinya semua pura-pura gak kenal, meskipun mereka sangat mengenal dengan baik sosok seorang Maher. Maher mengambil jurusan hukum dengan kosentrasi Hukum Internasional (sebenarnya kalau saya ditanya si kurang cocok, bagusnya dia belajar hukum Rimba) Maher dimasa kuliahnya adalah seorang aktivis dan sangat idealis, tak heran dia bergabung dengan oraganisasi FMN . Disamping seorang aktivis Maher juga aktif menulis, tak jarang pula karya tulisnya terbit di harian Koran setempat di Lampung. Hobinya menulis membuat insting ekonominya bergerak, menulis bukan lagi hobi melainkan to find some money . Maher mulai menjual setiap makalahnya sebagai tugas kuliah bagi teman-temannya, mengambil keuntungan dari orang-orang kaya yang hobi menghambur-hamburkan uang , sebuah simbiosis mutualisme. Maher hidup nomaden (pindah kost-kostan lebih d...

Dampak Piala Dunia

Dampak Piala Dunia Mata merah gara2 begadangan, yang berdampak bangun telat, mpe telat sekolah, ngampus, bahkan telat kerja.(hoahhmmmmmm) Hampir semua orang ngomongin bola, mulai dari pecinta bola mpe cewe-cewe yang suka bola gara-gara pemainnya pada ganteng-ganteng. Ada juga cewe yang ngomongin bola terpaksa gara-gara cwonya suka bola. (biar ada topik kali…ha…ha..) Dapat merusak hubungan pacaran, karena lupa sms pacar (udah makan apa belom?) pada saat tim kesayangannya lagi maen. (ada-ada saja) Emosi tidak stabil gara-gara tim kesayangan kalah bertanding, ini gak baik dekat2 bisa kena amuk juga..he..he… Jalanan sepi, orang keluar malam pada jarang gara-gara piala dunia mulai pas prime time dari jm 18.30 wib, jam 21.00 wib, dan jam 01.30 Wib. Semua café berlomba buat acara nonton bareng biar ada pengunjung, mulai dari café kaki lima dengan modal tv ala kadanya sampe café dengan layar lebar (giant screen). Penontonnya juga mulai dari yang mesan es teh doang sampe yang mesan makan mi...